Client/Server adalah teknologi pendistribusian kerja
aplikasi antara dua komputer atau lebih, yang dihubungkan oleh jaringan
komunikasi, dimana yang satu akan bertindak sebagai Client atau peminta
layanan, dan yang lainnya sebagai Server, atau pemberi layanan. Baik Client
ataupun Server memiliki pemroses atau CPU sendiri, sedangkan jaringan yang
digunakan bisa berupa jaringan lokal (LAN) ataupun jaringan yang lebih luas
lagi (WAN).
Model konsep
Client/Server
Sesuai dengan kebutuhan dan juga sarana penunjang yang
dimiliki, pada dasarnya implementasi aplikasi Client/Server tergantung dari
pendistribusian kebutuhan prosesnya. Oleh sebab itu, pada umumnya definisi
implementasi Client/Server dibagi atas 5 model yaitu :
1.
Distributed
Presentation
2.
Remote
Presentation
3.
Distributed
Logic
4.
Remote
Data
5.
Distributed
Data
1. Distributed Presentation
Implementasi aplikasi Client/Server dengan model
ini, pada dasarnya adalah menterjemahkan tampilan antar muka aplikasi (layar)
yang statis dan kaku pada terminal di Server (umumnya aplikasi di Mini Komputer
ataupun Mainframe), dan membentuk tampilan antar muka di Client (PC) yang
grafikal dan juga dapat mengeksploitasi fasilitas di Client seperti mouse,
layar sentuh, dll.
Hal ini biasanya dilakukan pada aplikasi yang
berjalan di Mainframe atau Mini komputer, dimana pada dasarnya tidak terjadi
perubahan pada aplikasi tersebut hanya ditambahkan ‘jembatan’ antara layar
terminal mainframe dan layar PC dengan prinsip pemetaan instruksi. Dalam
prakteknya, model ini digunakan hanya untuk menjembatani tampilan kaku dan
statis menjadi lebih grafikal, tanpa merubah proses asli dari aplikasi tersebut
dan tampilan dari aplikasi di Server itu sendiri. Implementasi ini adalah yang
paling aman dalam tahap awal penerapan Client/Server bagi pemakai Mainframe dan
Mini komputer, walaupun bukan cara yang paling efektif.
Remote Presentation
Pada model ini interaksi antara Client dan Server
mulai dilakukan dalam bentuk pembagian kerja yang baku. Dalam implementasinya,
Client akan berfungsi menjadi pemberi layanan antar muka (alat presentasi
informasi) antara pemakai akhir dan aplikasi, sedang seluruh proses dan
manajemen data akan dilakukan di Server.
Dengan kata lain Client akan menjadi ‘dialog manager’ antara pemakai dan
aplikasi, dimana dengan jaringan komunikasi data, masukan yang terjadi akan di
sampaikan ke Server untuk diproses, dan tanggapan/response balik dari Server
akan dikembalikan ke jaringan komunikasi data dan ditampilkan oleh Client
sebagai sarana untuk tindak lanjutnya oleh pemakai akhir.
Contoh hal ini adalah sebuah PC yang
memiliki tampilan grafis yang baik akan menjadi Client bagi sebuah aplikasi
Mainframe, tapi manipulasi data dan proses akan terjadi di Servernya. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan fasilitas Advanced Program to Program
Communication (APPC), yang mana program di PC akan memanggil suatu
prosedur/program di Mainframe dengan parameter tertentu. Program ini biasanya cukup kompleks, sebab proses
Call, Wait and Response diatur oleh
program tersebut.
Implementasi model ini banyak dilakukan
diawal tahun 80’an, dimana konsep Client/Server mulai berkembang, tapi
kemampuan PC belum berkembang seperti sekarang, dan juga teknologi Distributed Data pada RDBMS belum maju
seperti saat ini. Sekarang model ini sudah agak jarang diimplementasikan.
Distributed Logic
Implementasi model ini telah memanfaatkan sumber
daya pemroses yang dimiliki oleh Client. Sehingga yang menjadi perbedaannya
adalah sebagian dari logika/proses aplikasi akan didelegasikan ke Client, dan
presentasi data tetap di Client sepenuhnya. Dalam model ini akan terjadi
pembagian kerja antara Client dan Server yang berhubungan dengan pengolahan
data, dimana umumnya pembagian kerja tersebut akan berbentuk seperti
hal-hal berikut ini :
·
Alur
kerja, data editor dan validasi dapat dibebankan ke prosesor di Client,
sehingga akan meringankan beban Server, sebab semua data yang disampaikan ke
Server sudah dalam bentuk yang siap pakai, tanpa perlu pengujian lebih lanjut.
·
Pelaksanaan
logika/kriteria proses dan integrasi data akan dilakukan oleh Server, hal ini
untuk menjaga keselarasan kerja antar seluruh pemakai akhir.
Implementasi model ini adalah pengembangan dari
model sebelumnya, dimana sejalan dengan meningkatnya kemampuan prosessor pada
PC dan juga tersedianya perangkat lunak PC yang dapat berkolaborasi dengan
perangkat lunak di Mainframe. Tapi pada umumnya aplikasi ini belum memanfaatkan
RDBMS sebagai basis datanya.
Remote Data
Model ini dikembangkan sejalan dengan meningkatnya
kemampuan yang dapat dilakukan oleh PC sebagai Client dari RDBMS. Pada model
ini presentasi data dan logika aplikasi dilakukan seluruhnya di tingkat Client,
sedang Server hanya berfungsi untuk melayani permintaan data dengan kriteria
yang ditentukan Client berikut proses manajemen dari data itu sendiri.
Pada umumnya implementasi model dilakukan dengan
implementasi ‘Relational Database Management System (RDBMS)’ yang berbasis SQL
baik di PC (Client) dan juga di Mainframe (Server). Dengan berkembangnya
kemampuan ini dimungkinkan untuk membentuk aplikasi Client/Server yang jauh
lebih kompleks, dan lebih mudah digunakan oleh pemakai akhir dengan memakai
alat bantu tertentu, dan membentuk proses yang mendukung hal berikut :
·
Ad
Hoc Query/Laporan
·
Decision
Support System
·
Executive
Information System
·
Business
Simulation
Hal ini sebelumnya sangat sulit
dilakukan, sebab komunikasi antara program di Client dan di Server harus
diprogram dan diatur sendiri oleh pemrogram, sedang pada model ini proses
tersebut sudah terintegrasi menjadi satu dengan fasilitas data manajemen,
sehingga lokasi data cenderung transparent
kepada pemakai.
Distributed Data
Model ini adalah yang paling maju dan canggih dari
aplikasi Client/Server. Dimana data tersebar dalam jaringan komputer dan
umumnya dibutuhkan fasilitas manajemen data yang lebih kompleks.
Pada prinsipnya dengan model ini, tidak ada lagi
batas antara Client dan Server, sebab pada saat tertentu Client akan dapat
menjadi Server, dan begitu juga sebaliknya. Semua kontrol atas data sudah
didelegasikan secara tersebar, sesuai dengan lokasi kerja yang bertanggung
jawab pada data tertentu. Oleh sebab itu, dalam implementasinya bukan hanya
dibutuhkan fasilitas manajemen data yang canggih, tapi juga hal-hal pokok
sebagai berikut :
·
Pembentukan
standarisasi sistem informasi yang berlaku untuk semua lokasi, aplikasi,
jaringan dan prosedur kerja pendukung sistem informasi.
·
Pembentukan
‘Corporate Data Model’ yang akan menjadi acuan bagi seluruh aplikasi yang ada
dan akan berjalan.
·
Rancangan
‘Backbone’ untuk komunikasi data, yang akan menjadi acuan bagi seluruh jaringan
aplikasi.
·
Sumber
daya manusia yang handal untuk menangani hal tersebut diatas, dan juga,
·
Dokumentasi
yang ‘up to date’, sebagai syarat utama untuk manajemen model ini.
Umumnya penerapan model ini sangat
bergantung dari kemampuan RDBMS yang digunakan, dimana telah memiliki fasilitas
Distributed RDBMS (DRBMS) yang memungkinkan terjadinya komunikasi data bolak
balik antara Data Manajer di satu lokasi dan Data Manajer dilokasi lain, yang
bahkan berbeda platform ataupun produknya. Keuntungan dari model ini, alokasi
data dapat dilakukan sesuai dengan komputer yang menanganinya, tapi keberadaan
lokasi dan data tersebut transparent
ke pemakai.
Usulan Pola
Implementasi Client/Server
Untuk menerapkan aplikasi Client/Server dilingkungan suatu
organisasi perlu dipertimbangkan beberapa syarat dasar yang akan menjadi landasan
operasi Client/Server tersebut. Persyaratan tersebut pada dasarnya dapat
dikelompokan dalam hal sebagai berikut :
·
Rancangan
dasar struktur Client/Server
·
Sarana
penunjang yang dibutuhkan
·
Strategi
pengembangan aplikasi
·
Sumber
daya manusia, dan juga
·
Dukungan
dari pihak eksekutif perusahaan.
Struktur Client/Server
Pada prinsipnya untuk mengimplementasikan aplikasi
Client/Server perlu didefinisikan perangkat keras apa yang akan digunakan
sebagai ‘Master Server’ atau Server Utama dari semua Server yang akan dipakai.
Server tersebut akan menjadi Server utama dalam manajemen arsitektur
Client/Server secara keseluruhan. Tapi dalam konteks yang lebih kecil, mungkin
Server ini dapat juga berfungsi sebagai Client bagi Server lainnya.
Karena sifatnya sebagai pengelola jaringan Client/Server,
diperlukan kriteria sebagai berikut dalam mempertimbangkan kebutuhan ‘Master
Server’ :
·
Non Dedicated
Non Dedicated adalah Server tidak diperuntukan hanya untuk
satu fungsi tertentu, seperti menjadi ‘Data Server’ atau ‘File Server’ saja.
Tapi juga untuk ‘Network management’, administrasi seperti pelaporan, dst.
Contoh ‘Non Dedicated’ adalah Server yang menggunakan sistem operasi yang
‘Multi Tasking’ atau bahkan ‘Multi Threading’, seperti OS/2, Windows NT, Unix,
OS/400 dan lainnya. Sedang contoh ‘Dedicated’ adalah Netware versi 3 keatas,
yang dipasang dengan karakteristik DOS. Dimana hanya bisa berfungsi sebagai
Server tapi tidak dapat berfungsi sebagai Client, atau fungsi-fungsinya.
·
Kapasitas Besar
Kapasitas perangkat keras secara keseluruhan dari
arsitektur mesin, memori, tempat penyimpanan, prosesor dan juga media pembantu
lainnya yang lebih lengkap, seperti CD-ROM, Optikal Disk, Tape dan lainnya.
·
Lokasi
di Kantor Pusat
Karena fungsinya sebagai pengelola, dimana berfungsi
juga untuk mengintegrasikan data, dan menyimpan rangkuman data perusahaan,
biasanya Server Utama ini berlokasi di kantor pusat perusahaan yang umumnya
memiliki sarana penunjang yang lebih baik, seperti telekomunikasi, listrik,
‘Cabling’, dan juga sumber daya manusia yang ada.
Hal ini sebenarnya cocok dengan model Client/Server Remote Data ke atas, dimana proses sehari-hari dan juga sebagian
dari data akan menjadi tanggung jawab Client, sedang sebagian data yang
diperlukan sebagai konsolidasi dan sifatnya ‘sharing’ dengan proses lainnya akan diletakan di Mainframe sebagai
Server utama.
Dari hal tsb di atas, ada beberapa keuntungan :
·
Server
Utama dapat berfungsi sebagai penyedia informasi bagi sistem informasi
eksekutif, dimana untuk data rangkuman akan ditempatkan di Server Utama, sedang
analisis dan observasi lanjut dapat pergi ke lokasi komputer Client sesuai
dengan bidang informasi yang dibutuhkan. Sebagai contoh aplikasi sumber daya
manusia, biodata pegawai akan berada di Server Utama, dimana menyimpan
informasi yang baku, sedang sejarah informasi, seperti sejarah jabatan,
kepangkatan akan didapat pada komputer Client.
·
Pemakai
akhir akan dapat memproses lebih cepat dan independen. Hal ini dimungkinkan
karena pemakai akhir akan memiliki sebuah komputer yang lebih kecil, apakah itu
Mini atau PC, yang memiliki kemampuan proses sendiri. Hal ini mengurangi
ketergantungan dari komputer pusat dan juga prosesor dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai.
·
Integrasi
data yang lebih terpadu, dimana semua unit kerja berbagi informasi yang sama,
tanpa harus memilikinya dilokasi sendiri.
·
Mudah
dikembangkan menjadi model Client/Server yang lebih maju, yaitu ‘Distributed
Data’.
Sarana Penunjang
Sebelumnya telah disinggung secara langsung mengenai sarana
penunjang Server Utama. Tapi hal yang harus diperhatikan adalah sarana
komunikasi data, yaitu :
·
Menentukan
protokol komunikasi apa yang akan menjadi standar,
·
Menyediakan
sarana jaringan komunikasi data disetiap komputer, khususnya Server Utama, baik
perangkat lunak dan perangkat kerasnya,
·
Menyediakan
saluran telekomunikasi, seperti saluran telepon, Radio Link, Satelit antara
setiap jaringan komputer,
·
Membentuk
‘Network Management System’ di
Server Utama, dimana dapat memantau seluruh jaringan Client/Server melalui Server
Utama.
Strategi Pengembangan Aplikasi
Untuk menunjang aplikasi Client/Server harus digunakan
perangkat lunak yang memang dirancang dengan menggunakan pola Client/Server.
Pada dasarnya pembentukan aplikasi ini ditentukan oleh implementasi ‘Relational
Database Management System (RDBMS)’. Hal ini dilakukan dengan jalan
memanfaatkan kemampuan RDBMS dalam melakukan pendistribusian data secara
transparan (Distributed Data) antar Database kepada pemakai akhir. Dengan
fungsi ‘Distributed Data’ ini, pemakai tidak perlu tahu lokasi dari data yang
akan digunakannya secara fisik, selama ia memiliki otorisasi akses ke suatu
data, tanpa perlu tahu data itu di komputer mana, fungsi RDBMS akan mencarikan lokasi data tersebut untuknya. Hal
ini juga transparan ke aplikasi. Sehingga RDBMS sangat menunjang dalam membuat
aplikasi Client/ Server.
Sumber Daya Manusia
Untuk mengembangkan aplikasi Client/Server, diperlukan bukan
hanya kemampuan teknis komputerisasi semata. Tapi perlu dikembangkan wawasan
berpikir untuk dapat mencakup pola kerja Client/Server, dimana dibutuhkan
integrasi, sinkronisasi dan perencanaan yang matang secara keseluruhan.
Disamping itu perlu pula dikembangkan kemampuan perorangan
di bidang aplikasi dan jaringan, yang mana sangat kritikal dalam implementasi
aplikasi Client/Server, dengan cara memberi pendidikan dan juga ‘magang’.
Untuk mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan, dapat
dipertimbangkan suatu bentuk kerja sama dengan pihak luar yang lebih
berpengalaman. Sebagai contoh, dapat dipilih salah satu aplikasi yang akan
dikonversikan menjadi aplikasi Client/Server, dan dalam proses pengerjaannya
melibatkan pihak luar sebagai konsultan teknis, yang mana akan memberi
pengalaman implementasi bagi tenaga ahli dilingkungan perusahaan.
Dukungan Eksekutif
Menerapkan aplikasi Client/Server dilingkungan perusahaaan,
diproyeksikan akan memberikan dampak positif bagi penggunaan teknologi
informasi di jajaran eksekutif perusahaan, seperti lebih mudahnya membuat
sistem informasi untuk eksekutif. Tapi disisi lain diperlukan biaya yang tidak
sedikit dalam pelaksanaannya.
Oleh sebab itu perlu dipikirkan program kerja khusus yang
berhubungan dengan aktifitas eksekutif, yang bertujuan untuk membangun minat
eksekutif dalam mendukung program Client/Server ini, seperti :
·
Pembentuk
prototipe aplikasi Sistem Informasi Eksekutif,
·
Memberikan
laporan kemajuan perusahaan yang dihasilkan oleh teknologi informasi,
·
Melakukan
kunjungan kerja studi banding dibidang teknologi informasi bagi para eksekutif,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar