HELLOOO !!!

Please read, comment, then follow my blog :)

Selasa, 16 Oktober 2012

Solusi Alternatif Meminimalkan Tawuran Antar Pelajar

Pendahuluan
Tawuran bukan lagi hal biasa di kalangan pelajar saat ini. Seringkali kita dengar terjadi tawuran antarpelajar yang menimbulkan korban luka bahkan hingga korban jiwa. Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis dan premanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.
 Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi?  Faktor apa sajakah yang menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran? Dan bagaimanakah solusi paling tepat yang dapat mengurangi terjadinya tawuran pelajar ini?

   Pengertian Tawuran
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian massal antara dua kubu  sekolah.

Penyebab Terjadinya Tawuran Antar Pelajar 
Tawuran pelajar dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh di antaranya, yaitu:
Faktor Internal
  • Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena ketersinggungan salah satu kawan, yang di tanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan. Biasanya hal ini terjadi karena hal sepele, misalnya saling mengejek antar sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya .
  • Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan. Kebiasaan tawuran antar dua sekolah tersebut sudah mengakar dan menjadi tradisi antar sekolah tersebut untuk terus bermusuhan. Terkadang ada dorongan dari alumni untuk terjadinya tawuran tersebut.
  • Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar. Mereka terbiasa memecahkan masalah dengan kekerasan dan akan merasa puas jika sudah membalasnya dengan kekerasan.
  • Ajakan teman. Seseorang bisa terlibat dalam tawuran karena ajakan teman-temannya, dan solidaritas yang tinggi yang menjadikan mereka susah untuk menolak ajakan tawuran tersebut.
  • Mental yang lemah. Banyak dari pelajar mengikuti tawuran hanya karena tidak mau dibilang  “cupu” oleh teman-temannya. Banyak dari pelajar beranggapan bahwa dirinya seorang pemberani jika sudah mengikuti tawuran, atau bahkan ada juga yang merasa sebagai pahlawan jika mereka tawuran untuk membela nama sekolahnya.
Faktor Eksternal
  • ·         Faktor keluarga. Keluarga merupakan tempat didik pertama untuk seorang anak. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan  yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja. Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.
  • ·         Faktor Sekolah. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya  disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
Solusi untuk mengurangi tawuran antarpelajar
Anggota Komisi X DPR RI, Zulfadhli  terjadinya tawuran antarpelajar dikarenakan sistem pendidikan yang tidak tepat yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sistem pendidikan hanya menekankan aspek kognitif dengan mengejar nilai ujian saja, tanpa memperhatikan pembentukan karakter siswa. Dan menurut Zulfadhli, solusi tepat mengurangi tawuran antarpelajar adalah melalui perubahan kurikulum yang menguatkan aspek pembentukan karakter siswa yang cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spiritual. Bukan hanya bertujuan mengejar nilai semata.
Sedangkan menurut saya pribadi, untuk mengurangi terjadinya tawuran antarpelajar ada hal-hal yang harus dilakukan, antara lain:
a)    Menciptakan kepribadian baik dimulai dari  perhatian yang diberikan orangtua dirumah dan juga pihak sekolah yang sering membimbing dan selalu memberikan peringatan tentang dampak-dampak tawuran.
b)   Memberlakukan peraturan yang memberikan hukuman berat jika terbukti mengikuti tawuran, misal dengan mengeluarkan siswa yang terbukti tawuran dan membawa senjata tajam ke sekolah.
c)    Sering diberlakukan razia barang barang tajam di sekolah.
d)   Memberikan kesempatan siswa untuk berkembang dibidang yang mereka sukai. Misal sering diadakannya kompetisi olahraga antar sekolah, sehingga terjalin hubungan antar sekolah tersebut dan siswa juga berkembang dibidang yang mereka sukai.
e)   Biasakan remaja-remaja tersebut tergabung dalam komunitas yang baik, misal karang taruna di lingkungan rumahnya, atau OSIS di lingkungan sekolah.

Sumber :




2 komentar:

  1. Menurut saya artikel anda sudah cukup bagus, tpi klo boleh saran. agar merubah color tulisan pada postnya dikarenakan apabila pembaca membaca,rasanya kurang nyaman akibat warna yang terlalu contras. apabila ada waktu mampir ke blog saya yaa.\

    Thanks

    http://denscoolgoblog.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. info yang sangat bagus sekali buat di simak, ..

    BalasHapus